KISAH ILMUAN IBNU KHALDUN
ABSTRAK
gagasan lain, selain dari kritik sejarah adalah ilmu sosiologi yang beliau kembangkan waktu belum disebut Ilmu sosiologi tapi belum menyebutnya Ilmu Masyarakat Manusia. Ide beliau tentang siklus sejarah bahwa lahir dan jatuh sebuah peradaban yaitu sesuatu yang berputar atau memiliki siklus serta kekuatan inti membuat sebuah peradaban itu menjadi kuat itu adalah Ashabiyah atau Teori Ikatan atau Solidaritas. Kemudian beliau menjelaskan tentang lahir sebuah peradaban dan menggunakan pendekatan-pendekatan Masyarakat Kota dengan Masyarakat Badui dan ini diramu dalam teori kemasyarakatannya atau teori sosiologinya Hingga kini, teoriteorinya banyak dirujuk oleh sarjana-sarjana barat dan salah satu menjadi pengagum dan juga menggunakan teori Ibnu Khaldun dalam karyanya adalah sosiolog dan juga sejarawan terkenal inggris yaitu Arnold J Toynbee dengan karyanya yang sangat terkenal yaitu A Study of History.
PENDAHULUAN
Terakhit, Syed Farid Alatas menjelaskan tentang bagiamana penerimaan para sejarahwan atau para sosiolog terhadap Ibnu Khaldun dan karyanya. Secara umun karya Ibnu Khaldun sendiri terkenal pada awal abad ke 19. Ibnu Khaldun justru dipuji dengan begitu baik di dunia barat Ketika dirinya tidak begitu disambut di Dunia Muslim.Ibnu Khaldun menyinggung banyak dinasti muslim saat itu. Bagaimana beliau memiliki pendapat tentang Mesir dan berpendapat kekhalifahan yang tidak mewajibkan seorang khalifah berkuturunan Quraisy misalnya, dan semua ada penjelasan di dalam teori-teori kemasyarakatan atau teori-teori sosiologi yang dikembangkan oleh Ibnu Khaldu
PEMBAHASAN
Ibnu khaldun adalah seorang yang berpengetahuan agama yang tinggi. Ayahnya ialah
guru pertamanya yang telah mendidik beliau secara tradisional dan mengajarkan dasar-dasar agama Islam.Keberadaan Ibnu Khaldun semakin dikenal dan populer berkat karya monumentalnya, al-Muqaddimah. Di dalam al-muqaddimah-nya, ia telah membangun teoriteorinya tentang sejarah, ilmu sosial dan kebudayaan. Ibnu Khaldun berusaha menganalisis masyarakat dalam semua fasenya, sejak purba, nomaden hingga mapan dan terorganisasi dalam bentuk negara-negara. Selain itu, ia juga menelaah berbagai perubahan antara kelemahan dankekuatan hingga usia muda dan tuanya.Dalam karyanya tersebut pula ia menjelaskan tentang masyarakat normad dan membahas tentang masyarakat badui serta ciri-cirinya lalu membandingkannya dengan masyarakat perkotaan Ibnu Khaldun dianggap memiliki pemikiran yang sejalan dengan ilmu sosiologi. Menurutnya, sosiologi masyarakat Arab dibagi menjadi tiga tingkatan.Tingkatan pertama adalah masyarakat primitif atau wahsy, yang belum mengenal peradaban, hidup berpindah-pindah dan liar Tingkatan kedua adalah masyarakat pedesaan, yang telah hidup menetap meskipun dengan amat sederhana.Pada tingkat kedua ini, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa kebanyakan mata pencaharian masyarakatnya adalah pertanian dan peternakan. Dan pada tingkatan akhir atau ketiga, Ibnu Khaldun menyebutnya
dengan masyarakat kota Selain sosiologi, Ibnu Khaldun juga mencurahkan pemikirannya tentang
ekonomi dalam
kitabnya Muqadimmah.Ibnu Khaldun berpendapat bahwa ekonomi timbul karena kebutuhan manusia yang tak terbatas. Sedangkan barang-barang yang memuaskan kebutuhan manusia sangat terbatas.Oleh karena itu, ia berpandangan bahwa untuk memecahkan persoalan ekonomi harus dipandang dari dua sisi, yaitu sudut pandang tenaga (weird arbeid) dan sudut pandang penggunaannya.Adapun dari sudut pandang tenaga dibagi lagi kedalam dua bagian, yaitu:“Ma’sy” (penghidupan): tenaga sebagai alat mengerjakan barang untuk memenuhi
kebutuhansendiri“Tamawwul”(perusahaan): tenaga untuk mengerjakan barang untuk
memenuhi kebutuhan banyak orang.Pembagian tersebut didasarkan pada perkataan dalam
Alquran, salah satunya adalah kata “ma’asy” yang terdapat dalam
Perkataan dalam Alquran tersebut digunakan untuk menunjukkan perlunya manusia
menggunakan tenaga dalam mencukupi kebutuhannya.Sedangkan dari sudut pandang penggunaan dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu:
- Pertama adalah "rizqy" yang kegunaannya untuk kepentingan sendiri.
- Kedua adalah "kasab" yang kegunaannya untuk kepentingan orang banyak.
satu karya terbesar Ibnu Khaldun adalah Kitab Al-‘Ibar wa Diwan al-Mubtada’wa alKhabar fi Ayyam al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar atau yang biasa dikenal Kitab Al-
‘Ibar.Kitab tersebut terdiri atas tujuh jilid, di mana Kitab Muqqadimmah menjadi pengantar,
Al-‘ibar sebagai isi, dan Al-Ta’rif menjadi bagian penutup dari kitab karangan Ibnu Khaldun.Muqadimmah merupakan rujukan terkait historiografi atau periodesasi sejarah saat Eropa masih dalam kegelapan dan terbelakang dalam hal ilmu pengetahuan.Karena kitab ini sangat tebal, pada bagian Muqadimmah pun terdapat pokok-pokok pembahasan.Adapun pokok-pokok dari Kitab Muqadimmah adalah terkait peradabaan dan kebudayaan manusia, kehidupan sosial ekonomi Suku Badui, dan bangsa pengembara.Selain itu, dibahas pula terkait tata negara dan pemerintahan, serta sebab muncul dan runtuhnya suatu negara.Lalu, pembahasan terkait kehidupan sosial ekonomi wilayah perkotaan dan pedesaan, serta pembahasan perekonomian suatu negara.Pembahasan ilmu pengetahuan, pengajaran dan metodenya juga dibahas dalam kitab Muqadimmah ini.Sedangkan dalam Kitab Al-‘Ibar, menguraikan tentang sejarah bangsa Arab, generasi, dan dinastinya sejak kelahiran Ibnu Khaldun.Dalam kitab tersebut juga di bahas beberapa bangsa yang terkenal beserta tokohnya, seperti bangsa Pontian, Syria, Peris, Yahudi, Mesir, Yunani, Romawi, Turki dan Eropa.Lalu, Kitab Al-Ta’rif berisi tentang sejarah bangsa Barbar dan suku-suku yang termasuk di dalamnya, seperti Nawatah, Mashmudah, Baranis, dan Zanata.Dalam kitab tersebut, Ibnu Khaldun juga membahas terkait sejarah dinasti pada masanya, seperti Dinasti Bani Hafs, Dinasti Bani Abdul Wadd, dan Dinasti Bani Marin.Ibnu Khaldun juga menuliskan tentang biografinya sendiri dalam Kitab Al-Ta’rif. Kemudian gagasan lain, selain dari kritik sejarah adalah ilmu sosiologi yang beliau
kembangkan waktu belum disebut Ilmu sosiologi tapi belum menyebutnya Ilmu Masyarakat Manusia. Ide beliau tentang siklus sejarah bahwa lahir dan jatuh sebuah peradaban yaitu sesuatu yang berputar atau memiliki siklus serta kekuatan inti membuat sebuah peradaban itu menjadi kuat itu adalah Ashabiyah atau Teori Ikatan atau Solidaritas. Kemudian beliau menjelaskan tentang lahir sebuah peradaban dan menggunakan pendekatan-pendekatan Masyarakat Kota dengan Masyarakat Badui dan ini diramu dalam teori kemasyarakatannya atau teori sosiologinya
Hingga kini, teori-teorinya banyak dirujuk oleh sarjana-sarjana barat dan salah satu menjadi pengagum dan juga menggunakan teori Ibnu Khaldun dalam karyanya adalah sosiolog dan juga sejarawan terkenal Inggris yaitu Arnold J Toynbee dengan karyanya yang sangat terkenal yaitu A Study of History.Terakhit, Syed Farid Alatas menjelaskan tentang bagiamana penerimaan para sejarahwan atau para sosiolog terhadap Ibnu Khaldun dan karyanya. Secara
umun karya Ibnu Khaldun sendiri terkenal pada awal abad ke 19. Ibnu Khaldun justru dipuji dengan begitu baik di dunia barat Ketika dirinya tidak begitu disambut di Dunia Muslim. Ibnu Khaldun menyinggung banyak dinasti muslim saat itu. Bagaimana beliau memiliki pendapat
tentang Mesir dan berpendapat kekhalifahan yang tidak mewajibkan seorang khalifah berkuturunan Quraisy misalnya, dan semua ada penjelasan di dalam teori-teori kemasyarakatan atau teori-teori sosiologi yang dikembangkan oleh Ibnu Khaldun.
Dalil
Surat al-Naba ayat 11.
ا
َّو َجعَۡلنَا النَّ َها َر َمعَا ًش
Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,
DAFTAR PUSTAKA
Khaldun, Ibnu. 2019. Muqadimmah. Jakarta: Wali Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun
http://muslimindonesia.wordpress.com/2008/06/07/empat-fase-kehidupan-ibnu-khaldun/
Komentar
Posting Komentar